Kami anak-anak tak pernah meminta………………………………
Kami tak pernah tahu, kami ada karena diharapkan atau tidak. Yang kami tahu hanya kami memiliki kedua orang tua dan saudara. Kami tak pernah memikirkan permasalahan apa yang akan timbul dalam sebuah keluarga ini. Yang kami bayangkan adalah kebahagiaan.
Tapi kadang bayangan kami bisa saja benar atau bahkan akan salah total………….. dan mungkin sekarang yang kami rasakan memang salah, yang terjadi tidak seperti bayangan kami….
Tapi sadarkah para orang tua, kalian begitu menyakiti kami akan hal itu???????????????? Kalian sebagai orang tua hanya menuntut kami tapi kalian tak pernah memikirkan perasaan kami. Jika kalian para orang tua hanya ingin menyakiti hati kami, jangan pernah menuntut kami untuk mengerti perasaan kalian. Karena kami tak pernah mengerti akan hal itu.
Tahukan kalian, kami begitu sakit ketika kalian berkata “bodoh kau” atau “kalian itu hanya merepotkan”??????????? bukankah itu sudah menjadi tanggung jawab kalian sebagai orang tua????? Begitu kecewa kami ketika mendengar perkataan itu dari mulut orang tua kami.
Kami tak pernah meminta, tahukah kalian para orang tua?????? Kalian hanya menuntut kami untuk menjadi yang kalian mau. Kalian membandingkan kami dengan anak-anak yang lainnya di depan muka kami, kalian menginginkan kami seperti anak-anak yang mungkin lebih pandai dari kami, kalian selalu mencacat kami…….. kalian tak pernah mau tahu akan hati kami, yang kalian mau kami akan membanggakan kalian…..!!!!!!!!!
Tapi sadarkah kalian, para orang tua kami???? Bisakah kalian menjadi panutan kami??? Menjadi yang kami banggakan juga, ketika kami berpikir bahwa kami harus membanggakan kalian???? Kalian terlalu egois akan diri kalian sebagai orang tua..
Kami tak akan pernah meminta untuk ada di dunia ini, jika kami akan merasakan kecewa dari orang tua kami sendiri.. jika boleh pun kami juga tak akan meminta untuk kesekian kalinya………. Atau mungkin kami hanya berharap, bahkan apa yang kami harapkan hanya bisa kami ucapkan dalam hati..
Jika boleh kami ucapkan harapan kami hanyalah ”kalian mengerti perasaan kami, maka dengan sendirinya kami sudah mengerti perasaan kalian”. Kami juga punya perasaan, kami tak kan menyakiti jika kamipun tak tersakiti oleh tingkah para orang tua..
Tanpa diminta pun kami akan berpikir bagaimana cara untuk membanggakan kalian, tapi kalian tak pernah memberikan sedikit kepercayaan kepada kami. Yang kalian tahu hanya keburukan kami tanpa mau tahu akan apa yang kami pikirkan untuk para orang tua kami…. Tak pernah sedikit kata bangga terucap dari mulut kalian jika kalian memiliki anak-anak seperti kami..
Lalu………………apakah kami harus mengucapkan rasa bangga kami memiliki orang tua, yang tak pernah merasa bangga akan kehadiran kami????????????
Kami anak-anak tak akan pernah meminta, tetapi kami hanya berharap……………… Kami tak tahu, salahkah ungkapan hati kami ini, atau terlalu durhaka kah diri kami ini????????? Dan sekali lagi ungkapan hati kami bahwa kami anak-anak hanya akan bisa berharap………………
Izin copas ya mbk..
BalasHapus